Rumah untuk Tangkasi | Review Buku Anak
Rumah untuk
Tangkasi - Rumah
untuk Tangkasi adalah Fabel 34 Provinsi dari Sulawesi Utara, buku anak yang ditulis oleh
Dian Kristiani. Tangkasi merupakan satwa nokturnal, yang aktif di malam hari,
dan adanya di Sulawesi. Buku anak ini
mengisahkan perjalanan hewan tangkasi, dalam mencari rumah. Karena banyak hutan
yang sudah ditebang dan tidak menyisakan pohon lagi. Dia mencari pohon, untuk
tempat tinggal. Akankah dia berhasil?
Perjalanan Tangkasi dalam
Menemukan Tempat Tinggal
Cerita dibuka oleh Tangkasi yang sedang
melompat-lompat, "Hup ... hup ...". Tangkasi merasa kepanasan, karena
tanah yang lapang dan gersang. Pepohonan yang rindang sudah musnah, bergantikan
kegersangan. Tangkasi merasa kelelahan, biasanya ia hidup di atas pohon dan
bergelantungan. Kini tidak ada pohon sama sekali, pohon sudah habis ditebang
dan dibuat untuk rumah penduduk.
Setelah jauh berjalan, akhirnya tangkasi menemukan
pepohonan. Tetapi pohon tersebut berada di pekarangan rumah, tidak mungkin dia
tinggal begitu saja di situ. Pohon langusei itu tampak rindang, dan
menyejukkan. Tangkasi harus meminta izin, kepada yang punya rumah. Tangkasi pun
mengetuk pintu rumah, pemilik pohon langusei.
"Siapa?" tanya seorang kakek, sambil
melihat ke kanan dan kiri. Rupanya kakek itu buta. Dia tak meliat Tangkasi di
hadapannya.
Langkasi lantas melompat-lompat, sampai terdengar
suara lompatan itu di telinga kakek. "Sini, naiklah." Langkasi dengan
cekatan naik ke lengan kakek. Kakek yang baik hati itu pun bercakap-cakap
dengan Langkasi, perihal kedatangannya dan mengapa Tangkasi tidak tidur di
tengah teriknya hari. Karena kakek tidak bisa melihat, kakek terkejut bahwa
Langkasi sudah tidak punya rumah dan hutan habis ditebang. Langkasi memohon
izin untuk tinggal di pohon langusaei kakek.
Kakek yang baik hati tetapi buta tersebut,
mengizinkan. Senang dong Tangkasi, akhirnya dia punya rumah juga. Namun kakek
tidak bisa membantu soal makanan Tangkasi, dia harus mencari sendiri.Tidak
masalah ungkap Tangkasi, toh pohon langusaei tersebut memiliki banyak buah.
Tangkasi yang sudah diizinkan tinggal, berterima
kasih atas kebaikan kakek dan membantu kakek memetik buah Langusaei. Buah
tersbut direbus oleh kakek, untuk dijadikan minuman yang menjaga tubuh kakek
agar sehat selalu.
Tangkasi si hewan nokturnal ini setiap malam hari
berjaga, mata lebarnya bisa menjangkau semua lokasi termasuk rumah kakek. Dia
sedang mencari mangsa untuk dimakan, kepala Tangkasi berputar-putar, tapi tidak
menemukan mangsa. Justru ada suara aneh, yang mendekat. Setelah diselidiki
ternyata ada dua orang berbadan kekar, dengan wajah yang ditutupi kain ingin
masuk ke rumah kakek. Tangkasi langsung sigap, dia melompat ke jendela rumah
kakek. Kakek langsung terkejut dan bangun. Tangkasi memberi tahu kepada kakek,
ada perampok yang akan menjarah rumah
kakek.
Tangkasi berkordinasi dengan kakek, kakek disuruh
bersembunyi di kolong tempat tidur. Tangkasi akan melompat ke desa, mencari
kepala desa meminta tolong untuk datang ke rumah kakek. Sebelum Tangkasi pergi,
kakek memberikan wasiat.
"Tangkasi ... jika aku tidak selamat, tolong
bilang pada kepala desa, rumah ini boleh dirobohkan. Tapi pohon langusei itu
jangan diteabang." Tangkusai sedih, ia langsung menggeleng.
"Jangan bilang begitu, Kek. Kakek pasti selamat,
aku akan mencari bantuan." Tangkasi langsung melompat keluar jendela.
Mencari bala bantuan secepat mungkin, dalam kegelapan. Karena rumah kakek
lumayan jauh, dari tengah desa.
Ada rasa Rumah untuk Tangkasi ketika perampok itu
datang, saya berharap kakek akan selamat ehehehe ... Tangkasi yang ingin
membalas budi dan melindungi Kakek berusaha sekuat mungkin. Kakek yang baik
hati dan sebatang kara, bahkan buta sungguh membuat Tangkasi amat menyayangi.
Jadi bagaimana endingnya? Silakan langsung kepoin baca di buku anak Rumah untuk
Tangkasi, ehehehe ... biar greget dan penasaran. Apakah kakek selamat? Apakah
perampok tertangkap? Apakah Tangkasi berhasil meminta pertolongan? Selamat
membaca!
Detail Buku Rumah untuk Tangkasi
Judul : Rumah untuk Tangkasi
Penulis : Dian K
Penerbit : Buana Ilmu Populer
Jumlah Halaman : 38 halaman
Rilis : Cetakan Pertama 17 April 2020
Harga : Rp31.900
Media Baca : E-reader Gramedia Digital
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Blurbs :
Tangkasi tak punya rumah lagi, sebab pohon tempatnya tinggal sudah ditebang. Setelah jauh mencari, Tangkasi
akhirnya menemukan pohon langusei di pekarangan milik Kakek buta. Lalu, apakah Kakek buta akan mengizinkan Tangkasi tinggal di pohon languseinya?
Apakah Tangkasi akan mendapatkan rumah baru?
Fabel 34 Provinsi terdiri dari 34 judul dengan tokoh binatang endemik dari seluruh provinsi di Indonesia.
Terdapat fakta unik di masing-masing akhir cerita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar