Anies Baswedan: Krisis Iklim Harus Segera Diatasi

Anies Baswedan sebagai tokoh politik sangat konsen terhadap isu-isu yang berkaitan dengan masyarakat, termasuk yang tinggal di daerah maritim. Berkaitan dengan masalah iklim yang saat ini terjadi di Indonesia, mantan gubernur DKI ini memberikan pandangannya.



Melihat dari apa yang terjadi saat ini, menurut Anies, naiknya suhu udara yang luar biasa bukan karena perubahan iklim, tetapi sudah menjadi krisis iklim. Hal tersebut harus mendapat penanganan dari semua pihak yang berkaitan. Pemerintah sendiri, tanpa bekerja sama tidak akan bisa segera mengatasi, lanjutnya.


80 Pulau Terdepan Terancam Tenggelam


Persoalan naiknya air laut atau rob sebagai akibat dari krisis iklim sudah sangat memprihatinkan. Saat ini tercatat ada 80 pulau terdepan yang terancam bakal tenggelam. Sedangkan penyebab rob ini pun bermacam-macam dan merupakan akumulasi dari berbagai sebab tersebut.

Salah satunya adalah adanya pengerukan pasir pantai untuk tujuan ekspor. Izin dari pemerintah yang membuka peluang ekspor pasir secara tidak langsung sudah mengancam kehidupan masyarakat pesisir.

Mereka bukan hanya akan kehilangan tempat tinggal karena tenggelam, tetapi juga sumber mata pencaharian dan lingkungan yang selama ini dekat dengan kehidupannya. Dampak ikutan dari hal ini pun cukup panjang dan perlu segera mendapat solusi.

Adanya ancaman terhadap pulau terdepan ini secara politik juga mengancam kedaulatan negara karena konsep kedaulatan diukur berdasarkan kondisi pulau-pulau terluar yang berhubungan langsung dengan negara tetangga.

Pemerintah tidak boleh memandang ringan masalah ini, meski secara angka jumlah penduduk yang terdampak dan tinggal di luar pulau tidak sebanyak yang ada di pulau lain. Prinsip keadilan  bagi rakyat, berarti semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk mendapat perlindungan.

Kesulitan yang dihadapi warga daerah pesisir tidak boleh dianggap wajar dan terjadi pembiaran. Hal seperti itu harus segera dihentikan. Sebenarnya saat ini akar permasalahannya sudah jelas, yaitu krisis iklim. Sedangkan penyebabnya lebih banyak karena ulah manusia.

Tantangan besar untuk menangani hal tersebut harus segera direalisasikan. Jika sebelumnya hanya sekedar wacana, maka sekarang harus ada pembuktian secara langsung melalui berbagai tindakan sesuai rencana.

Dalam hitungan angka, jumlah penduduk Indosia yang menempati pulau-pulau terluar memang tidak terlalu banyak, apalagi jika pembandingnya adalah penduduk pulau-pulau besar. namun mereka mempunya hak yang sama untuk mendapatkan keadilan sebagai warga negara Indonesia.


Target tinggi namun Realisasi tidak Konsisten


Anies Baswedan melanjutkan bahwa saat ini seharusnya bangsa Indonesia dengan tegas menyebut kondisi yang terjadi saat ini bukan perubahan iklim, tetapi krisis iklim. Sedangkan Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap dampak dari krisis.

Selama ini banyak yang bersembunyi di balik kata “perubahan iklim” sebagai dalih bahwa permasalahan sesungguhnya belum terjadi. permasalahan yang ada dianggap sebagai problem yang baru muncul di masa mendatang.

Sebenarnya bermacam komitmen untuk menyelesaikan masalah krisis iklim sudah dibuat namun realisasi atau pencapaiannya tidak sesuai dengan target yang disusun. Dari 180 negara, Environmental Performance Index atau EPI negara Indonesia di angka 164.

Berdasarkan angka tersebut dapat diketahui bahwa bukan hanya performa yang rendah, tetapi menunjukkan penyelenggara negara belum menjadikan kualitas hidup warga negara sebagai prioritas.

Secara tegas Anies Baswedan menyampaikan bahwa ketika daerah pesisir mengalami abrasi, kebijakan pemerintah justru sebaliknya, mengizinkan ekspor pasir laut. Target tinggi untuk mengatasi masalah iklim ternyata tidak sebanding dengan kebijakan yang terkesan inkonsisten. Seharusnya fokus utama penyelesaian masalah adalah interaksi manusia dan alam, lanjutnya. 


Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar